Caption : Andi
Setiawan (tengah) saat diwawancarai oleh awak media di Aula Hotel Oakwood,
Surabaya, Jum’at (3/5/2024) (ari Pangistu/Ketik.co.id)
SURABAYA – Keluar dari zona aman dan nyaman merupakan pilihan yang
berat. Namun, bukan berarti tak bisa dikerjakan. Karena bisa jadi, hal itu
menjadi jalan menuju sukses.
Seperti yang kini
dirasakan oleh Pemilik CV Surabaya Bintang Sejahtera, Andi Setiawan. Pengusaha
berusia 51 tahun ini, berani mengambil resiko dengan meninggalkan pekerjaan
yang telah ia tekuni sejak 1993 sebagai jurnalis salah satu media terbesar di
Surabaya. Dan banting setir menjadi distributor produk Sari Roti pada tahun
2005.
Awalnya, Andi
mengaku mengelola usahanya sembari nyambi sebagai wartawan. Hingga akhirnya
memutuskan untuk fokus pada usaha Frianchise produk Sari Roti tahun
2013.
Saat ini,
perusahaannya telah berhasil menjangkau distribusi di seluruh wilayah Madura
dan di sekitar 15 kecamatan di Sidoarjo. Dengan omzet miliaran rupiah per bulan.
“Distributor
terbesar ke 2 nasional, setelah Bali. Kalau Bali, itu omzetnya sudah Rp 8
miliar per bulan,” jelas pria yang juga pernah menjadi wartawan Harian Surya
itu.
Keberaniannya
mengambil keputusan untuk fokus di usaha, kata pria berkacamta itu, setelah ia mendapatkan wejangan dari Bob Sadino.
Ia menceritakan semula
dirinya diajak membandingkan pendapatannya sebagai pekerja dengan keuntungan
pedagang sate dalam sehari.
Merasa tertampar,
ia pun punya tekat bahwa pada usia 40 tahun dirinya harus punya lompatan
kuantum ke empat dalam hidup. Yakni bekerja di usaha sendiri
dengan meninggalkan zona nyaman.
“Berdzikir, dan berusaha jadi motto bisnis
saya juga,” katanya.
Diakuinya bahwa
memang dalam menjalankann usaha tak beda jauh dengan menjalankan media pers.
Banyak pasang surut, dan saingannya.
Karena itulah, pria
lulusan S1 tersebut, memegang teguh bahwa dalam membuka usaha
diawal jangan cari untung dulu. Namun, mengutamakan bagaimana bisa menggaji
karyawan dan memberikan kesejahteraan.
“Efek daripada
untung itu adalah memberikan kita dari itu saja,” jelasnya.
Saat ini sendiri,
di perusahaannya telah ada 80 karyawan dengan berbagai jenjang. Mulai dari
manajer, supervisor, pekerja gudang, admin, dan salesman.
Bersama puluhan
karyawannya ini, ia mengakui bahwa rivalitas dalam usaha adalah hal yang lumrah
terjadi. Lebih-lebih, Frainchisenya tersebut juga menekankan tak boleh surut.
Yaitu, menekankan pertumbuhan 37 persen. Jadi, jika terjadi penurunan maka
gradasi final atau pemangkasan.
Itulah menjadi
pemicu untuk terus membuat strategi bagaimana menjual yang baik dari prinsiple
hingga distributor.
“ Jadi artinya
sama-sama sinergi,” tandasnya.
Note : Tulisan ini merupakan salah satu tugas dalam materi ujian saya pada Mei 2024